Zonacakrawala.com | Surabaya – Pencitraan belaka tak mampu menutupi fakta di lapangan. Itulah yang kini dirasakan masyarakat terkait kinerja Satlantas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, khususnya dalam penanganan pelanggaran operasional truk berat di Jalan Kalianak.
Meski sempat muncul kegiatan simbolik dan pernyataan publik, namun nyatanya hingga hari ini tidak ada perubahan signifikan di lapangan. Truk-truk besar tetap melintas di jam-jam terlarang, yakni pukul 06.00–09.00 dan 16.00–19.00 WIB, tanpa pengawasan berarti dari petugas.
Kasat Lantas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP Imam Sayfudin Rodji, pun kini menjadi sorotan utama. Ia diduga tak mampu memberikan komando tegas kepada anggotanya. Buktinya, nyaris tak pernah terlihat personel Satlantas yang berjaga secara rutin di titik-titik rawan Jalan Kalianak.
“Pencitraan hanya muncul saat kamera menyala. Setelah itu? Truk tetap lewat, pelanggaran jalan terus,” ujar warga Kalianak, yang menyaksikan langsung situasi tersebut tiap hari.
Lebih ironis lagi, kritik dan masukan dari masyarakat serta awak media justru seperti dibungkam. Beberapa warga menyebut bahwa setiap keluhan yang disampaikan, baik melalui saluran resmi maupun media sosial, tidak pernah mendapat tanggapan. Bahkan ketika awak media mencoba mengonfirmasi langsung, Kasat Lantas tidak memberikan respons, terkesan menghindari keterbukaan publik.
“Kalau aparat tidak siap dikritik, lalu untuk siapa mereka bekerja? Kami sebagai warga hanya minta keselamatan di jalan. Itu hak kami,” tambah pengendara motor yang setiap hari melintas di tempat.
Situasi ini memperlihatkan lemahnya sistem pengawasan internal dan tidak adanya evaluasi menyeluruh terhadap perilaku anggota di lapangan. Rambu larangan truk yang seharusnya ditegakkan justru hanya menjadi simbol kosong tanpa pengaruh nyata.
Kini masyarakat menagih janji perubahan kepada Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak yang baru, AKBP Wahyu Hidayat. Mereka berharap adanya tindakan tegas, bukan hanya dari atasan, tetapi juga perombakan struktur dan pola kerja di tubuh Satlantas Tanjung Perak.
“Kalau Kasat Lantas sekarang tak mampu, sebaiknya diganti dengan yang lebih siap kerja dan mau mendengar suara masyarakat,” pungkas salah satu tokoh masyarakat.
Penegakan hukum lalu lintas bukan soal citra, tapi soal nyawa. Jalan Kalianak tidak boleh lagi dikuasai pelanggar karena kelalaian aparat. (Red/Tim)